my sun

Selasa, 18 Februari 2014

teori otoriter birokratik



KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah - Nya ,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul  “ Teori otoriter birokratik”
 Dalam penyusunan malakah ini, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun sistematika pembahasannya. Penulis juga mengharapkan masukan atau kritikan maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini Mudah-mudahan dengan adanya makalah  ini sedikit banyaknya dapat membawa manfaat kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi.
 





       Unila,  15   April  2013



  Penulis 










     BAB  I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Fenomena Politik di Negara Dunia ketiga terbagi kedalam tiga teori yaitu: Teori Budaya, Teori Paska kolonial, Teori Otoriter Birokratis, Teori Aliansi Segitiga, dan realitas perkembangan Demokrasi di negara-negara berkembang yang kebanyakan berada di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Teori otoriter birokratis adalah salah satu fenomena yang ada pada pemikiran dunia ketiga. teori ini mengaitkan masalah otoriterisme dengan tahap pembangunan ekonomi yang digambarkan oleh O’Donnell.
Kebanyakan dari kita masih banyak yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan teroi tersebut, sehingga dalam makalah ini akan dijelaskan tentang” Teori Otoriter Birokratis”.
B.       Perumusan masalah
Penulis Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latarbelakang, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu :
Apa yang dimaksud dengan Teori Otoriter Birokratis?
C.     Tujuan Penulisan
a.       Sebagai sarana peningkatan wawasan dan juga ilmu bagi penulis dan para membaca.
b.      Menjadi Salah satu referensi bagi penulis dan pembaca.
F.   Manfaat Penulisan
a.    Dengan adanya makalah ini diharapkan untuk meningkatkan wawasan dan juga pengetahuan penulis dan para pembaca sebagai bekal dalam menghadapi masa depan  yang penuh persaingan dan akan hanya sanggup terpecahkan dengan ilmu pengetahuan .
b.    Makalah ini bisa menjadi salah satu referensi mata kuliah Sistem Politik Indonesi.


BAB II
PEMBAHASAN

Teori Negara Otoriter Birokratis

Teori Negara Ototriter Birokratik termasuk kedalam pemikiran politik dunia ketiga yang dicetuskan oleh Guillermo O’Donnell, seorang sarjana Argentina, mengaitkan masalah otoriterisme ini dengan tahap pembangunan ekonomi.
O’Donnell menghubungkan bentuk rejim(demokratis dan otoriter) dengan taraf perkembangan ekonomi yang sedang dijalankan. menurut O’Donnell, ketika pemerintah negara Dunia Ketiga sedang melakukan pembangunan ekonomi dengan melakukan industri substitusi impor, rejim yang ada berifat nasionalistis dan demokratis. Hal ini dihubungkan dengan kenyataan bahwa dibutuhkan permintaan yang kuat di pasar dalam nege
ri. untuk ini, hak-hak politik rakyat, terutama hak-hak buruhnya, perlu diperkuat. maka, pemerintah lebih memperjuangkan nasib kelas ini. Tuntutan mereka untuk mendapat upah yang layak mendapat dukungan dari pemerintah. dengan kata lain, pemerintah menjadi lebih demokratis karena memperhatikan kebutuhan penduduk yang ada dibawah.
namun industri substitusi impor akan mengalami titik jenuh dan untuk mengatasi hal tersebut ekspor dalam negara dunia ketiga harus ditingkatkan yaitu dengan memproduksi komoditi yang mampu bersaing di pasar international. untuk bisa mewujudkan hal tersebut dibutuhkan modal besar, dan teknologi canggih untuk menuju proses industrialisasi hulu ke hilir. dimana tidak sekedar barang jadi yang diperoleh tapi juga barang setengah jadi, dan bukan sekedar barang konsumsi melainkan juga substitusi.
Pemerintah dunia ketiga pada dasarnya membutuhkan modal dan kerja sama dari pengusaha- pengusaha internasional untuk membantu perekonomian negaranya dengan menanamkan investasi di negara dunia ketiga. Salah satu prasyarat agar para investor mau menanamkan ialah dengan stabilitas politik yang baik di negara dunia ketiga. sayang hal tersebut sulit didapat sehingga pemerintah dunia ketiga menerapkan disiplin bagi warganya agar stabilitas perekonomian dapat dicapai dan investor investor mau menanamkan modalnya di negara dunia ketiga.  namun salah satu kelemahan sistem ekspor ialah pemerintah tidak lagi memperhatikan masyarakat kelas bawah sehingga perhatian mereka lebih terfokus kepada mereka kalangan yang memiliki kemampuan ekonomi tinggi khsususnya pengusaha asing yang bisa menanamkan modalnya di negara dunia ketiga. akibatnya, pemerintah menjadi otoriter. inilah yang diisebut dengan gejala negara otoriter birokratis yang muncul saat industri beralih dari substitusi impor kepada industri berorientasi ekspor.  O’Donnell melukiskan bahwa pemerintah terus menerus menolak tuntutan politik para pemimpin masyarakat terutama yang berasal dari kelas bawah. para pemimpin rakyat juga disingkirkan dari kedudukan-kedudukan politik yang bisa mempengaruhi keputusan yang dilakukan oleh negara...(Collier dalam Budiman, 1996:112). karena itu, sebagai akibatnya pemerintah menjadi “sangat mandiri dalam mengahadapi masyarakatnya”.
O’ Donnell sebenarnya sedang menjelaskan apa yang terjadi di Argentina ketika pemerintahan Juan Peron digulingkan oleh rejim militer. Peron adalah presiden yang populis, yang sangat disayang oleh rakyatnya, terutama kaum buruh. pada saat itu memang Argentina sedang melakukan industrialisasi substitusi impor. industri ini kemudian mencapai titik jenuhnya. karena itu, ketika terjadi peralihan corak pembangunan industrinya, peralihan ini diikuti oleh sebuah kudeta militer, dan lahirlah negara otoriter birokratis.
Teori O’Donnell banyak menuai kritik. kalau teori ini hanya dipakai untuk menjelaskan kasus Argentina ketika jaman Juan Peron, tentu saja ini bisa dibenarkan. Tetapi,apakah teori ini dapat dianggap sebagai teori yang relatif universal. artinya, setiap ada usaha membangun industri yang berorientasi ekspor, apakah akan selalu muncul rejim otoriter? hal ini masih perlu diperdebatkan, karena dalam beberapa kasus tampaknya hal ini tidak terjadi. bahkan rejim otoriter sudah muncul ketika negara tersebut sedang menjalankan substitusi impor. karena itu, mungkin teori negara otoriter birokratis hanya bisa dipakai untuk kasus- kasus tertentu saja, dan tidak bisa dipakai untuk kasus lainnya.


















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Teori Negara Otoriter Birokratik adalah suatu kondisi dimana keadaan suatu negara dikendalikan oleh rejim otorier untuk menstabilkan masyarakat agar para investor mau menanamkan modalnya di negara tersebut sehingga pembangunan dapat tercapai. Namun tujuan dari pembangunan tersebut mengalami pembelokan dimana msyarakat yang menjadi subjek pembangunan tidak lagi diiindahkan kemauannya, sehingga tindakan otoriter pemerintah lebih cenderung menguntungkan sekelompok orang tertentu. sebagaimana terjadi di Argentina pada masa kepemimpinan Juan Peron.
Teori otoriter Birokratis mengaitkan masalah otoriterisme dengan pembangunan ekonomi suatu negara. Yaitu suatu proses yang terjadi pada saat suatu negara beralih dari industri substitusi impor yang lama kelamaan menjadi jenuh kepada industri substitusi ekspor.


Daftar Pustaka

       Hertanto, 2006, Teori-Teori Politik dan Pemikiran Plitik di Indonesia, Bandar Lampung.                                                                         .    Universitas Lampung













TUGAS MAKALAH SISTEM POLITIK INDONESIA
TEORI OTORITER BIROKRATIS DUNIA KETIGA

OLEH:
ANGELA CHATLYA  1216021009
AYU OKTAVIANI   1216021021
ARI HERVINA  1216021013
NASIRA  1216021081
RIZKA FAJRIANTI  1216021013
YUANITA RIATAMA  121602119


Description: D:\download.jpg

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

si antagonis

belajar jadi tokoh paling antagonis sampai buat orang jadi lari ketakutan hampir mati si antagonis ini tak pernah hilang akal buat orang...