KATA PENGANTAR
Segala
puji dan rasa syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah - Nya ,sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Teori otoriter birokratik”
Dalam
penyusunan malakah ini, penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunannya, baik dalam penyajian data, bahasa maupun
sistematika pembahasannya. Penulis juga mengharapkan masukan atau kritikan
maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaannya di masa yang akan
datang.
Demikianlah
yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini Mudah-mudahan dengan adanya
makalah ini sedikit banyaknya dapat
membawa manfaat kepada kita semua, dan juga dapat menjadi referensi.
Unila, 15 April
2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Fenomena Politik di
Negara Dunia ketiga terbagi kedalam tiga teori yaitu: Teori Budaya, Teori Paska
kolonial, Teori Otoriter Birokratis, Teori Aliansi Segitiga, dan realitas perkembangan
Demokrasi di negara-negara berkembang yang kebanyakan berada di Asia, Afrika,
dan Amerika Latin.
Teori otoriter
birokratis adalah salah satu fenomena yang ada pada pemikiran dunia ketiga.
teori ini mengaitkan masalah otoriterisme dengan tahap pembangunan ekonomi yang
digambarkan oleh O’Donnell.
Kebanyakan dari kita
masih banyak yang belum mengetahui apa yang dimaksud dengan teroi tersebut,
sehingga dalam makalah ini akan dijelaskan tentang” Teori Otoriter Birokratis”.
B. Perumusan
masalah
Penulis Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada
latarbelakang, maka permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu :
Apa yang dimaksud dengan Teori
Otoriter Birokratis?
C.
Tujuan Penulisan
a. Sebagai sarana peningkatan wawasan
dan juga ilmu bagi penulis dan para membaca.
b. Menjadi Salah satu referensi bagi
penulis dan pembaca.
F. Manfaat Penulisan
a. Dengan adanya makalah ini diharapkan
untuk meningkatkan wawasan dan juga pengetahuan penulis dan para pembaca
sebagai bekal dalam menghadapi masa depan yang penuh persaingan dan akan
hanya sanggup terpecahkan dengan ilmu pengetahuan .
b. Makalah ini bisa menjadi salah satu
referensi mata kuliah Sistem Politik Indonesi.
BAB II
PEMBAHASAN
Teori
Negara Otoriter Birokratis
Teori Negara Ototriter Birokratik
termasuk kedalam pemikiran politik dunia ketiga yang dicetuskan oleh Guillermo
O’Donnell, seorang sarjana Argentina, mengaitkan masalah otoriterisme ini
dengan tahap pembangunan ekonomi.
O’Donnell menghubungkan bentuk
rejim(demokratis dan otoriter) dengan taraf perkembangan ekonomi yang sedang dijalankan.
menurut O’Donnell, ketika pemerintah negara Dunia Ketiga sedang melakukan
pembangunan ekonomi dengan melakukan industri substitusi impor, rejim yang ada
berifat nasionalistis dan demokratis. Hal ini dihubungkan dengan kenyataan
bahwa dibutuhkan permintaan yang kuat di pasar dalam nege
ri. untuk ini, hak-hak politik
rakyat, terutama hak-hak buruhnya, perlu diperkuat. maka, pemerintah lebih
memperjuangkan nasib kelas ini. Tuntutan mereka untuk mendapat upah yang layak
mendapat dukungan dari pemerintah. dengan kata lain, pemerintah menjadi lebih
demokratis karena memperhatikan kebutuhan penduduk yang ada dibawah.
namun industri substitusi impor
akan mengalami titik jenuh dan untuk mengatasi hal tersebut ekspor dalam negara
dunia ketiga harus ditingkatkan yaitu dengan memproduksi komoditi yang mampu
bersaing di pasar international. untuk bisa mewujudkan hal tersebut dibutuhkan
modal besar, dan teknologi canggih untuk menuju proses industrialisasi hulu ke
hilir. dimana tidak sekedar barang jadi yang diperoleh tapi juga barang setengah
jadi, dan bukan sekedar barang konsumsi melainkan juga substitusi.
Pemerintah dunia ketiga
pada dasarnya membutuhkan modal dan kerja sama dari pengusaha- pengusaha
internasional untuk membantu perekonomian negaranya dengan menanamkan investasi
di negara dunia ketiga.
Salah satu prasyarat agar para investor mau menanamkan ialah dengan stabilitas politik yang baik di negara dunia ketiga.
sayang hal tersebut sulit didapat sehingga pemerintah dunia ketiga menerapkan
disiplin bagi warganya agar stabilitas perekonomian dapat dicapai dan investor
investor mau menanamkan modalnya di negara dunia ketiga. namun salah satu kelemahan sistem ekspor
ialah pemerintah tidak lagi memperhatikan masyarakat kelas bawah sehingga
perhatian mereka lebih terfokus kepada mereka kalangan yang memiliki kemampuan
ekonomi tinggi khsususnya pengusaha asing yang bisa menanamkan modalnya di
negara dunia ketiga. akibatnya, pemerintah menjadi otoriter. inilah yang
diisebut dengan gejala negara otoriter birokratis yang muncul saat industri
beralih dari substitusi impor kepada industri berorientasi ekspor. O’Donnell melukiskan bahwa pemerintah terus
menerus menolak tuntutan politik para pemimpin masyarakat terutama yang berasal
dari kelas bawah. para pemimpin rakyat juga disingkirkan dari
kedudukan-kedudukan politik yang bisa mempengaruhi keputusan yang dilakukan
oleh negara...(Collier dalam Budiman, 1996:112). karena itu, sebagai akibatnya
pemerintah menjadi “sangat mandiri dalam mengahadapi masyarakatnya”.
O’ Donnell sebenarnya sedang
menjelaskan apa yang terjadi di Argentina ketika pemerintahan Juan Peron
digulingkan oleh rejim militer. Peron adalah presiden yang populis, yang sangat
disayang oleh rakyatnya, terutama kaum buruh. pada saat itu memang Argentina
sedang melakukan industrialisasi substitusi impor. industri ini kemudian
mencapai titik jenuhnya. karena itu, ketika terjadi peralihan corak pembangunan
industrinya, peralihan ini diikuti oleh sebuah kudeta militer, dan lahirlah
negara otoriter birokratis.
Teori O’Donnell banyak menuai
kritik. kalau teori ini hanya dipakai untuk menjelaskan kasus Argentina ketika
jaman Juan Peron, tentu saja ini bisa dibenarkan. Tetapi,apakah teori ini dapat
dianggap sebagai teori yang relatif universal. artinya, setiap ada usaha
membangun industri yang berorientasi ekspor, apakah akan selalu muncul rejim
otoriter? hal ini masih perlu diperdebatkan, karena dalam beberapa kasus
tampaknya hal ini tidak terjadi. bahkan rejim otoriter sudah muncul ketika
negara tersebut sedang menjalankan substitusi impor. karena itu, mungkin teori
negara otoriter birokratis hanya bisa dipakai untuk kasus- kasus tertentu saja,
dan tidak bisa dipakai untuk kasus lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori Negara Otoriter Birokratik
adalah suatu kondisi dimana keadaan suatu negara dikendalikan oleh rejim
otorier untuk menstabilkan masyarakat agar para investor mau menanamkan
modalnya di negara tersebut sehingga pembangunan dapat tercapai. Namun tujuan
dari pembangunan tersebut mengalami pembelokan dimana msyarakat yang menjadi
subjek pembangunan tidak lagi diiindahkan kemauannya, sehingga tindakan
otoriter pemerintah lebih cenderung menguntungkan sekelompok orang tertentu.
sebagaimana terjadi di Argentina pada masa kepemimpinan Juan Peron.
Teori otoriter Birokratis
mengaitkan masalah otoriterisme dengan pembangunan ekonomi suatu negara. Yaitu
suatu proses yang terjadi pada saat suatu negara beralih dari industri
substitusi impor yang lama kelamaan menjadi jenuh kepada industri substitusi
ekspor.
Daftar Pustaka
Hertanto, 2006, Teori-Teori Politik dan Pemikiran Plitik di Indonesia, Bandar
Lampung.
. Universitas Lampung
TUGAS
MAKALAH SISTEM POLITIK INDONESIA
TEORI
OTORITER BIROKRATIS DUNIA KETIGA
OLEH:
ANGELA
CHATLYA 1216021009
AYU
OKTAVIANI 1216021021
ARI
HERVINA 1216021013
NASIRA 1216021081
RIZKA
FAJRIANTI 1216021013
YUANITA
RIATAMA 121602119
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar