my sun

Sabtu, 14 Juni 2014

Kartini Membaca




Siapa yang tidak tahu Kartini? Ya,bagi masyarakat Indonesia, ia adalah sosok pejuang emansipasi bagikaum hawa. Bagaimana demikian? Pada masa yang lampau wanita-wanita di negeri ini tidak dapat dengan bebas mengaktualisasikan diri mereka, sehingga kebodohan bak mendung yang terus berjalan sepanjang hari. Sampai akhirnya datang seberkas cahaya yang kemudian menyinari. Yaitu dengan dibukanya tabir kebebasan bagi kaum hawa untukmengaktualisasikan diri mereka melalui pendidikan. Buku dari gelap terbitlah terang adalah karya yang fenomenal yang dihasilkan oleh buat tangan yang lembut dan bersahaja. Kartini, lahir pada 21 April tahun 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah. Terlahir dari keturunan berdarah biru,tak membuatnya lupa bahwa sejatinya manusia adalah sama diMata Tuhan. Bagi kartini, baik laki-laki maupun perempuan adalah sama dalam aspek mendapatkan pendidikan dan pengajaran terhadap ilmu pengetahuan. Ia prihatin dengan keadaaan kaum wanita pada waktu itu. Kaum wanita tidak mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum laki-laki pada waktu itu. Perempuan hanya dijadikan objek bukan subjek yang memiliki hak yang sama terutama pada bidang pendidikan. Kartini tergerak hatinya untuk merubah mainstream tersebut membuka sekolah bagi wanita, dan mengeluarkan bukunya yang fenomenal” Habis Gelap Terbitlah Terang”. Perjuangannya dalam menegakkan emansipasi bagi kaum wanita diapresiasioleh bangsa ini, sehingga kita dapati beiau sebagai pahlawan emansipasi wanita dan hari dimana ia dilahirkan menjadi momentum emansipasi yang kitakenal dengan “Hari Kartini”.
Sosok yang tangguh ini semasa hidupnya gemar sekali membaca. Benar kata pepatah jika dengan membaca akan mengubah dunia. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Ia adalah sosok yang begitu mencintai ilmu pengetahuan. Kehausannya untuk menuntut ilmu membuatnya rajin mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya
Membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.
Didalam Islam membaca adalah wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana kita tahu petikan dari ayat tersebut “ Iqra’” yang artinya bacalah, “bismirabbikalladhi Kholaq” bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah mencipta.“Ar-Razi menguraikan dalam tafsirnya, bahwa pada dua ayat pertama dalam surat al-alaq, manusia disuruh membaca di atas nama Tuhan yang telah mencipta, adalah mengandung qudrat, dan hikmat dan ilmu dan rahmat. Semuanya adalah sifat Tuhan. Dan pada ayat yang seterusnya seketika Tuhan menyatakan mencapai ilmu dengan qalam atau pena, adalah suatu isyarat bahwa ada juga di antara hukum itu yang tertulis, yang tidak dapat difahamkan kalau tidak didengarkan dengan seksama. Maka pada dua ayat pertama memperlihatkan rahasia Rububiyah, rahasia Ketuhanan. Dan di tiga ayat sesudahnya mengandung rahasia Nubuwwat, Kenabian. Dan siapa Tuhan itu tidaklah akan dikenal kalau bukan dengan perantaraan Nubuwwat, dan nubuwwat itu sendiri pun tidaklah akan ada, kalau tidak dengan kehendak Tuhan.Ilmu pengetahuan adalah laksana binatang buruan dan penulisan adalah tali pengikat buruan itu. Oleh sebab itu ikatlah buruanmu dengan tali yang teguh. Untuk itu pentingnya membaca didalam islam adalahuntuk mengetahui dan memahami hakikat alam semesta beserta isinya. Selain itu juga membaca menjadi penting agar seseorang dapat menjalani kehidupan jauh daribelenggu kebodohan yang menyesatkan. Ilmu pengetahuan sejatinya senantiasa di pahami dan dipraktikan atau diamalkan karena ilmu tanpa amal itu sia-sia, sedangkan amal tanpa ilmu adalah bohong.
Ya ilmu pengetahuan adalah penting. Apalagi bagi wanita, sebagaimana kita tahu bahwa peran utam aseorang wanita dan sudah menjadi kodratnya adalah menjadi ibu. Ibu adalah sosok yang menjadi sekolah pertama bagi anaknya. Itu artinya pentingnya ilmu pengetahuan yang kemudian melahirkan kecerdasan, sangat penting bagi kaum wanita. Melahirkan dan mendidik seorang perempuan sama halnya dengan melahirkan dan mendidik satu generasi. keberadaan wanita sering diidentikkan padakemajuan suatu bangsa. Dimana suatu bangsa dengan aktualisasi perempuan dalam segala bidang yang baik maka akan terlihat pula kemajuan dari padanya. Dengan tidak keluar dari kodratnya kedudukan seorang wanita menjadi mulia manakala berilmu dan berakhlak yang baik sebagaimana Aisyah Ra yang kelak menjadi pemimpin bagi kaum wanita disyurga. Semasa hidupnya ia sangat cerdas. Kemampuannya dalam menghafal ribuan hadis menjadi bukti betapa kaum wanita pun sama dengan laki-laki. Sama-sama memiliki kecerdasan, untuk itu sudah sepatutnya wanita keluar dari belenggu kebodohan. Salah satu caranya adalah dengan membaca. Membaca adalah jendela dunia.
Kartini membuka tabir pembatas anatara laki-laki dan perempuan dalam hal kebebasan dan HAM. Dimana perempuan sejatinya bukanlah objek yang dieksploitasi melainkan adalah subjek yang kelak akan membawa kecemerlangan dan kegemilangan bagi bangsa ini. Sehingga sudah semestinya kaum hawa menjadi sosok yang cerdas lagi tangguh. Karena kelak dari rahimnya akan lahir generasi-generasi pemimpin. Dan siapa lagi kalau bukan wanita yang mengenalkan pemimpin masa depan pada dunia dengan mimpi-mimpi mereka yang nyata.
Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada mungkin akan terus-menerus terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia serupa alam. - R. A. Kartini

By : my sun
Date: 12/04/2014 pukul 05: 24
referensi




Empat Pilar muslimah dalam berkiprah




Islam memberikan keleluasaan bagi muslimah untuk dapat berbuat dan beramal sholihsebanyak-banyaknya. Hal tersebut menjadi keuntungan darimuslimah. Ada beherapa pilar yang dapat dijadikan sandaran bagi muslimah untuk berkiprah dalam lapangan ilmiyah di masyarakat :
Pertama, laki-laki dan perempuan memiliki derajat hak dan tanggung jawab yang sama disisi Allah Ta’ala. Namun jangan berpikir bahwa persamaaan ini juga menuntut tugas yang sama. Sekali lagi, sebagaimana telah diungkap di atas, keduanya ada dalam orbit yang berbeda. Keduanya memiliki tugas dan peran yang berbeda-beda, namun saling melengkapi. Untuk itu, keduanya pun harus memiliki bekal yang cukup sehingga tugas yang diletakkan pada pundaknya dapat terlaksana.
Kedua, laki-lakidanperempuan diberi bekal fitrah dan potensi yang sama. Saat Allah Ta’ala menciptakan manusia, tak pernah dibedakan apakah ia perempuan atau laki-laki. Karena itu, peluang perempuan untuk berprestasi terbuka sama lebarnya dengan laki-laki. Tinggal sekali lagi, tentu keduanya berada pada orbit masing-masing.
Maka tak heran jika Rasulullah SAW memuji perempuan Anshar yang giat bertanya: “Allah akan merahmati perempuan Anshar, mereka tidak malu-malu lagi mempelajari agama.”
Ketiga, perempuan islam haruslah perempuan yang penuh dengan vitalitas dan kerja nyata. Rasulullah SAW menganjurkan agar kaum wanita selalu berkarya, “Sebaik-baik canda seorang mukminah di rumahnya adalah bertenun.” (Asadul Ghabah, jilid 1, hal. 241).
Qailah Al-Anmariyah, seorang sahabiyah yang juga pedagang, pernah bertanya pada Rasul: “Ya Rasulullah, saya ini seorang pedagang. Apabila saya mau menjual barang, saya tinggikan harganya di atas yang diinginkan, dan apabila saya membeli saya tawar ia di bawah yang ingin saya bayar. Maka Rasul menjawab, “Ya, Qailah! Janganlah kau berbuat begitu. kalau mau beli, tawarlah yang wajar sesuai yang kau inginkan. Dikasih atau ditolak.”
Ustadz Umar Tilmisani menyatakan bahwa Islam tidak melarang seorang perempuan menjadi dokter, guru sekolah, tokoh masyarakat, perawat, peneliti dalam berbagal bidang ilmu, penulis, penjahit serta profesi lain sepanjang itu tidak bertentangan dengan kodrat perempuannya.
Keempat, hendaknya aktivitas dibidang keilmuwan itu tidak melupakan tugas utama seorang perempuan sebagai penanggung jawab masalah kerumahtanggaan. Firman Allah Ta’ala : “Dan hendaklah kamu tetap di rumah-rumah kamu…” (QS. al-Ahzab : 33).
Jika keserasian ini terjaga, maka tak hanya ummat Islam yang heruntung karena mendapat tambahan tenaga dan partner baru dalam berjuang, namun cita-cita menegakkan kalimat Allah kian datang mendekat. Semoga Allah Ta’ala selalu menyertai langkah kita. Amiin

si antagonis

belajar jadi tokoh paling antagonis sampai buat orang jadi lari ketakutan hampir mati si antagonis ini tak pernah hilang akal buat orang...