Islam memberikan keleluasaan bagi muslimah untuk dapat
berbuat dan beramal sholihsebanyak-banyaknya. Hal tersebut menjadi keuntungan
darimuslimah. Ada beherapa pilar yang dapat dijadikan sandaran bagi muslimah
untuk berkiprah dalam lapangan ilmiyah di masyarakat :
Pertama, laki-laki dan perempuan memiliki derajat hak dan
tanggung jawab yang sama disisi Allah Ta’ala. Namun jangan berpikir bahwa
persamaaan ini juga menuntut tugas yang sama. Sekali lagi, sebagaimana telah
diungkap di atas, keduanya ada dalam orbit yang berbeda. Keduanya memiliki
tugas dan peran yang berbeda-beda, namun saling melengkapi. Untuk itu, keduanya
pun harus memiliki bekal yang cukup sehingga tugas yang diletakkan pada
pundaknya dapat terlaksana.
Kedua, laki-lakidanperempuan diberi bekal
fitrah dan potensi yang sama. Saat Allah Ta’ala menciptakan manusia, tak pernah
dibedakan apakah ia perempuan atau laki-laki. Karena itu, peluang perempuan
untuk berprestasi terbuka sama lebarnya dengan laki-laki. Tinggal sekali lagi,
tentu keduanya berada pada orbit masing-masing.
Maka tak heran jika Rasulullah SAW memuji perempuan Anshar
yang giat bertanya: “Allah akan merahmati perempuan Anshar, mereka tidak
malu-malu lagi mempelajari agama.”
Ketiga, perempuan islam haruslah perempuan yang penuh dengan
vitalitas dan kerja nyata. Rasulullah SAW menganjurkan agar kaum wanita selalu
berkarya, “Sebaik-baik canda seorang mukminah di rumahnya adalah bertenun.”
(Asadul Ghabah, jilid 1, hal. 241).
Qailah Al-Anmariyah, seorang sahabiyah yang juga pedagang,
pernah bertanya pada Rasul: “Ya Rasulullah, saya ini seorang pedagang. Apabila
saya mau menjual barang, saya tinggikan harganya di atas yang diinginkan, dan
apabila saya membeli saya tawar ia di bawah yang ingin saya bayar. Maka Rasul
menjawab, “Ya, Qailah! Janganlah kau berbuat begitu. kalau mau beli, tawarlah
yang wajar sesuai yang kau inginkan. Dikasih atau ditolak.”
Ustadz Umar Tilmisani menyatakan bahwa Islam tidak melarang
seorang perempuan menjadi dokter, guru sekolah, tokoh masyarakat, perawat,
peneliti dalam berbagal bidang ilmu, penulis, penjahit serta profesi lain
sepanjang itu tidak bertentangan dengan kodrat perempuannya.
Keempat, hendaknya aktivitas dibidang keilmuwan itu tidak
melupakan tugas utama seorang perempuan sebagai penanggung jawab masalah
kerumahtanggaan. Firman Allah Ta’ala : “Dan hendaklah kamu tetap di rumah-rumah
kamu…” (QS. al-Ahzab : 33).
Jika keserasian ini terjaga, maka tak hanya ummat Islam yang
heruntung karena mendapat tambahan tenaga dan partner baru dalam berjuang,
namun cita-cita menegakkan kalimat Allah kian datang mendekat. Semoga Allah
Ta’ala selalu menyertai langkah kita. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar